“Untuk motor bersistem kelistrikan lampu depan model AC, maka harus diubah ke DC,” bilang Lukas Susanto, juragan Lucas Product (LP), spesialis kelistrikan motor di Perum. Jurang Mangu Permai, Pondok Aren, Ciledug, Tangerang.
Nah, yang jadi masalah, umumnya lampu jenis HID (meski kini banyak produk yang dibuat khusus motor) nyedot setrumnya cukup banyak lo. Jadi, bila hanya mengandalkan arus pengisian standar motor, terutama yang awalnya mengusung sistem AC, tidak akan mencukupi kebutuhan aki. “Aki bakal cepat tekor,” bilang pria berkacamata ini.
Spul pengisian harus di-up grade biar out putnya mencukupi (kiri). Kiprok Tiger, boleh pakai produk KW 2 (kanan)
“Sepul pengisian juga harus di-upgrade. Filosofinya begini. Ibarat pompa air kecil, kalau ingin kucuran airnya gede tak bisa hanya dengan mengganti pipa pengeluaran atau keran yang ukuran besar. Melainkan pompanya juga mesti diganti yang gede,” terang Lukas.
Contoh ia terapkan di Honda Scoopy keluaran 2010 yang penyorot kepekatan malamnya diganti jenis HID. “Motor ini sepulnya terbagi untuk pengisian dan kelistrikan lampu depan. Saat diukur dalam kondisi standar tanpa beban sih tegangan pengisiannya masih normal. Yakni pada stasioner mencapai 13,8 Volt dengan arus 1,2 Ampere,” tukasnya sembari memperlihatkan hasil pakai multitester.
Sementara di putaran mesin 3.000–4.000 rpm, tegangan pengisian mencapai 14,7 volt dengan arus sebesar 1,5 Ampere. Tapi begitu dikasih beban (lampu HID dihidupkan selama beberapa saat), tegangan pengisian di kondisi langsam drop jadi 12,5 volt dengan arus jadi –2,0 Ampere. Sedang di putaran 3.000 – 4.000 rpm cuma 12,6 volt dengan arus -0,8 Ampere.
Hasil ubahan sistem pengisian, di stasioner sudah mencapai 13,20 Volt dengan beban HID (kiri). Soket kiprok juga mesti diganti pakai yang kaki 5 (kanan)
Untuk mengatasi kekurangan suplai arus pengisian itu, Lukas memodifikasi sepul pengisian standar. Titik out put-nya yang semula 3 kabel dibikin jadi 2. “Sebenarnya akan lebih baik kalau kumparannya diganti (gulung ulang). Tapi untuk motor yang jumlah kumparan sepulnya banyak kayak Scoopy/BeAT (ada 12 kumparan), bisa cukup diubah titik out put-nya saja,” urainya.
Setelah diubah, baru deh kiprok diganti yang kemampuan bridge-nya lebih besar dari standar. Agar output pengisiannya ikut gede. Untuk kiprok, Lukas mengandalkan punya Honda Tiger. “Kiprok Tiger kemampuan bridge-nya bisa 2 kali lipat dari punya Scoopy atau motor-motor umumnya,” ucap mantan karyawan motor Honda ini.
Hasilnya saat diukur output pengisiannya, waktu tanpa beban (kondisi lampu mati) pada kondisi langsam mencapai 14,2 volt dengan arus 1,2 Ampere. Begitu putaran mesin dinaikkan di 3.000-4.000 rpm langsung melonjak jadi 14,7 volt/1,47 Ampere.
Sementara waktu lampu HID dihidupkan, tegangan pengisian pada stasioner ada di angka 13,20 volt dengan arus 1,14 Ampere. Begitu putaran mesin dinaikkan di 3.000–4.000 rpm melonjak jadi 14,7 volt/1,4 Ampere. “Mirip standarnya. Dijamin aki gak bakalan tekor,” yakinnya.
Biaya pengerjaan mengubah sepul, jalur kelistrikan berikut penggantian kiprok Tiger, Lukas pasang harga Rp 450 ribu. “Itu diluar lampu HID-nya (Rp 450 ribu). Kiprok Tigernya juga pakai yang KW 2. Kalau mau yang orisinal, nambah Rp 150 ribu,” tukasnya.
Tapi ia juga menyediakan paket jadi yang pemasangannya plug and play meliputi sepul hasil custom dan kiprok seharga Rp 400 ribu dengan garansi 1 bulan. Di luar ongkos pasang dan ongkos kirim. Tersedia buat Yamaha Mio, Jupiter Z, Jupiter MX, Suzuki Arashi, Honda Vario dan sebagainya. (motorplus.otomotifnet.com)
Lucas Products:
021-33320668, 087887651324
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks Atas komentarnya.. komentar anda sangat berguna untuk kami....